34 Umat Stasi Amborep Terima Pengurapan Minyak Krisma

SABTU pagi (20/1) Mgr. Aloysius Murwito didampingi sekretaris Sr.Laurentia Kortubun TMM dan Fr. Diakon Moses Amiset Pr melaju ke Warse, pusat Paroki Persiapan St. Frasiskus selama 1 jam dengan Speedboat berkekuatan 40 PK. Esok paginya, rombongan Mgr. Allo, begitu bapa uskup biasa disapa berangkat ke Stasi Amborep.
Speedboat kembali melintasi Sungai Jet yang kelabu dan tenang selama 45 menit ini akhirnya tiba di kampung Amborep – salah satu angota Rumpun Simai Asmat tersebut. Umat telah menanti dari pagi menyambut gembala Keuskupan Agats ini. Dan saat sang Uskup tiba mereka menyambutnya dengan tarian diiringi bunyi tifa dan terompet bambu. Setelah istirahat sejenak di pastoran kecil berdinding papan itu, Mgr. Allo didampingi Pastor Paroki dan Fr. diakon menuju ke rumah adat.
Para tetua adat lengkap dengan perhiasan tubuh mengiringi prosesi perarakan menuju gereja dengan tari-tarian. Umat bergoyang ria di atas jalan panggung kayu besi itu. Beberapa petugas pastoral yang sudah berada di stasi tersebut untuk urusan penanggulangan wabah campak dan gizi buruk juga hadir dalam perayaan Krisma, Minggu, 21/1.
Perayaan penerimaan Sakramen Krisma tersebut dimeriahkan dengan lagu-lagu etnis Asmat dan berbagai pernak-pernik dekorasi ala Asmat dari dedaunan hutan. Umat dan 34 Krismawan-Krismawati dengan dandanan ala Suku Asmat memperlihatkan kuatnya kultur yang diintegrasikan dalam perayaan iman.
Dalam kotbahnya, Uskup Agats berpesan agar para krismawan-krismawati menjadi saksi Kristus dalam hidup sehari-hari. “Saudara-saudari yang menerima Sakramen Krisma berarti telah menerima Rahmat Roh Kudus yang menguatkan Anda semua untuk tidak lelah menjadi Saksi Kristus baik dalam kehidupan menggereja maupun bermasyarakat. Jangan takut untuk menyebarkan kebaikan dan kebenaran karena Roh Kudus menyertai Saudara-Saudari semua,” ajak Yang Mulia Mgr. Aloysius Murwito, yang telah 15 tahun menggembalakan umat di negeri lumpur dan sungai ini.
Dari 34 Krismawan-krismawati, separuh di antaranya adalah bapak-ibu. Maklum penerimaan Sakramen Krisma telah lama tidak dilaksanakan di wilayah gerejani ini.